Unipdu Jombang Gelar Pendampingan Program Destana di Desa Bakalan Sumobito Jombang

Unipdu Jombang Gelar Pendampingan Program Destana di Desa Bakalan Sumobito Jombang

LPPM Unipdu – Unipdu Jombang mendukung program Desa Tangguh Bencana (Destana) Pemerintah Kabupaten Jombang yang diimplementasikan langsung oleh mahasiswa Unipdu Jombang dalam kegiatan Kuliah Pengabdian kepada Masyarakat (KPM) di Desa Bakalan Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Program Destana ini disosialisasikan oleh mahasiswa Unipdu Jombang pada tanggal 22 Juli 2024 bertempat di Balai Desa Bakalan pada pukul 09.00. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Bakalan beserta jajaran aparat Desa Bakalan dan warga Desa Bakalan, dengan menghadirkan narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang.

Sosialisasi dan pendampingan program Destana ini digelar dengan bimbingan DPL, Bapak Dr. H. Ali Muhsin, M.Pd.I dan dilaksanakan dengan penuh semangat oleh mahasiswa Unipdu Jombang dari berbagai Program Studi. Mahasiswa tersebut yaitu: 1) Prodi Administrasi Bisnis: Ike Aryani Wilujeng Dwi Nastiti, Muhamamad Hasan Bisri, Sa’idatul Abadiyah, Yunita Anggraini; 2 ) Prodi Ilmu Keperawatan: Nabila Yusnita Septia Rini, Putri Ayu Yucilia, Sujadmicho Darma Putra; 3) Prodi Pendidikan Agama Islam: Dian Ayu Puji Lestari, Farida Nur Salma, Faridatul Farihah, Muhammad Irfais Safi, Muzammilul Muttaqin, Nikmu’arofatis Sholikah, Nur Arfayanti, Putri Khafiyanti Nabilah, Zulfatul Alfiyah; 4) Prodi Pendidikan Bahasa Inggris: Muchammad Yusuf Hidayatulloh; 5) Prodi Pendidikan Matematika: Ulya Rofiqo; 6) Prodi PGMI: Maria Ulfa; 7) Prodi Sistem Informasi: Achmad Fadillah Azzikri, Ely Ruvaidah, Hermawan Budianto Permadi, Muhammad Syarif Hidayatullah.

Materi sosialisasi dan pendampingan program Destana yang disampaikan oleh narasumber antara lain yaitu: pertama, Pengertian Desa Tangguh Bencana (Destana). Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi risiko bencana, merencanakan dan melaksanakan tindakan mitigasi, serta tanggap dan pulih dari bencana dengan baik. Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, mengurangi risiko, dan mempercepat pemulihan pasca bencana. Kedua, Pentingnya Destana. Ada 2 yaitu: 1) mengurangi risiko. Dengan persiapan yang matang, risiko kerusakan dan korban dapat diminimalisir; 2) meningkatkan kesiapsiagaan. Memastikan setiap individu dan komunitas siap menghadapi bencana; 3) mempercepat pemulihan. Dengan perencanaan yang baik, proses pemulihan setelah bencana akan lebih cepat dan efektif. Ketiga, Langkah-Langkah Menuju Desa Tangguh Bencana. Ada 7 langkah yaitu: 1) identifikasi risiko bencana. Analisis risiko, dilakukan dengan identifikasi jenis bencana yang mungkin terjadi di desa, seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, dll. Pemetaan risiko bencana, dilakukan untuk mengidentifikasi wilayah yang paling rentan. Penyusunan rencana kesiapsiagaan dan mitigasi, dilakukan dengan membuat rencana darurat termasuk jalur evakuasi, titik kumpul, dan penunjukan petugas. Mitigasi bencana, dilakukan dengan mengembangkan strategi untuk mengurangi dampak bencana, seperti pembangunan infrastruktur yang tahan bencana. Pelatihan dan simulasi, dilakukan dengan mengadakan pelatihan untuk masyarakat tentang cara menghadapi bencana, penggunaan alat darurat, dan pertolongan pertama. Dilanjutkan dengan mengadakan simulasi bencana secara berkala untuk memastikan kesiapsiagaan. Pembangunan kapasitas komunitas, dilakukan dengan pembentukan tim tanggap bencana, yaitu membentuk tim relawan yang akan bertugas selama bencana. Edukasi masyarakat, dilakukan dengan mengadakan workshop dan seminar untuk meningkatkan pengetahuan tentang mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Koordinasi dan kerjasama, dilakukan dengan kolaborasi atau bekerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan sektor swasta. Selain itu juga melakukan komunikasi dengan menyediakan saluran komunikasi yang efektif untuk koordinasi selama bencana. Pemantauan dan evaluasi, dilakukan dengan pemantauan berkala yaitu mengawasi kondisi dan kesiapsiagaan desa secara berkala. Selanjutnya, melakukan evaluasi yaitu menilai efektivitas rencana dan tindakan, serta memperbaiki kelemahan yang ada. Keempat, Peran Masyarakat dalam Destana. Partisipasi aktif: masyarakat diharapkan terlibat aktif dalam pelatihan, simulasi, dan kegiatan mitigasi. Kesiapsiagaan pribadi: setiap individu harus mengetahui langkah-langkah darurat dan memiliki kit kesiapsiagaan pribadi. Kepedulian sosial dengan mengedukasi keluarga dan tetangga mengenai pentingnya kesiapsiagaan bencana. Kelima, Sumber Daya dan Informasi. Buku panduan Destana yang berisi informasi lengkap mengenai mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Kontak darurat yaitu daftar kontak penting seperti nomor telepon tim tanggap bencana, pusat kesehatan, dan kantor pemerintah. Sumber daya online seperti situs web dan platform media sosial yang menyediakan informasi dan update mengenai bencana dan kesiapsiagaan. Keenam, Penutup. Komitmen untuk kesuksesan Destana memerlukan komitmen dan kerjasama dari seluruh anggota masyarakat. Tindak lanjut sebaiknya dilakukan dengan terus mengembangkan dan memperbarui rencana dan strategi berdasarkan pengalaman dan evaluasi.

Sosialisasi dan pendampingan ini meningkatkan kesadaran dan keterampilan semua elemen warga Desa Bakalan terkait Destana. Dengan sosialisasi dan pendampingan ini, diharapkan para peserta, mampu menangani situasi darurat dengan sigap dan benar. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata dosen dan mahasiswa KPM Unipdu dalam memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di Desa Bakalan Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Sosialisasi dan pendampingan ini tidak hanya menjadi media pembelajaran, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antara dosen dan mahasiswa Unipdu Jombang bersama masyarakat. ***



Leave a Reply