Unipdu Jombang Perkuat Desa dengan Diseminasi Program Destana di Desa Segodorejo Sumobito Jombang

Unipdu Jombang Perkuat Desa dengan Diseminasi Program Destana di Desa Segodorejo Sumobito Jombang

LPPM Unipdu – Unipdu Jombang Berkomitmen mendukung program Desa Tangguh Bencana (Destana) Pemerintah Kabupaten Jombang. Komitmen dukungan ini diwujudkan dan diimplementasikan langsung oleh dosen dan mahasiswa Unipdu Jombang dalam kegiatan Kuliah Pengabdian kepada Masyarakat (KPM) di Desa Segodorejo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Program Destana ini didiseminasikan oleh mahasiswa Unipdu Jombang pada hari Rabu tanggal 30 Juli 2024 bertempat di Balai Desa Segodorejo pada pukul 19.30. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Segodorejo beserta jajaran aparat Desa Segodorejo dan warga Desa Segodorejo, terutama ibu-ibu PKK dan rumah tangga, pemuda, pengurus RT dan RW. Diseminasi ini dengan menghadirkan narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, Bapak Mohammad Zainuddin, S.IP (Ketua tim Pusdalops-PB BPBD Kabupaten Jombang). Jalannya diseminasi dipandu moderator Saudara Ahmad Bagus Dhiya’uddin (mahasiswa KPM Unipdu Jombang).

Diseminasi program Desatana ini mengambil tema ”Strategi Mengurangi Risiko Bencana untuk Desa Tangguh dan Aman”. Strategi mengurangi risiko bencana adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya bencana. Dalam kegiatan ini, peserta juga diajarkan bagaimana melindungi diri dari gempa. Strategi ini mencakup berbagai aktivitas seperti simulasi, latihan evakuasi, dan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap bencana. Tujuan diseminasi strategi mengurangi risiko bencana yaitu: 1) mencegah terjadinya bencana melalui peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat; 2) melatih peserta untuk melindungi diri dari gempa melalui simulasi dan latihan evakuasi; 3) memberikan penyuluhan sebagai upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana.

Metode yang digunakan dalam program ini yaitu dengan memberikan sosialisasi materi-materi tentang bencana alam, ciri-cirinya, dan bagaimana cara pencegahannya. dalam kegiatan ini juga dilakukan praktik langsung saat terjadi bencana. Kegiatan ini sangat bermanfaat yaitu meningkatnya pemahaman dan keterampilan warga Desa Segodorejo tentang pencegahan resiko bencana.

Kegiatan ini digelar dengan pelibatan dosen Unipdu Jombang dari Fakultas Sains dan Teknologi, Bapak Mohamad Ali Murtadho, S.Kom., M.Kom dan dilaksanakan oleh mahasiswa Unipdu Jombang yang berasal dari berbagai program studi yaitu: 1) Prodi Administrasi Bisnis: Riska Ayunin Nandova, Yusri Ina Putri; 2) Prodi Hukum Keluarga: Siti Rohmania; 3) Prodi Ilmu Keperawatan: Ainun Jariyah, Anisa; 4) Prodi Pendidikan Agama Islam: Ahmad Bagus Dhiya’uddin, Aisyah Nur Khoiriyah, Alifiyah Salwa Az-Zahra, Dinda Tria Ningrum, Linda Dewi Lestari, Mega Ferdiana, Mirza Rizqi Oktaviani, Muhammad Nashoikhul Ibad, Salwa Zaidah Putri; 5) Prodi Pendidikan Bahasa Inggris: Azizuddin; 6) Prodi Pendidikan Matematika: Dini Rusdiana; 7) Prodi PGMI: Anis Nur Rohmayani; 8) Prodi Sastra Inggris: M. Fahmi Nidha Muddin; 9) Prodi Sistem Informasi: Ahmad Nuril Fajar, Herlina Afandi, Palupi Dyah Mulyaningrum, Rahmat Ridluwan, Satya Ayu Nurlita Asri.

Materi sosialisasi Destana yang disampaikan oleh narasumber antara lain yaitu: pertama, Pengertian Desa Tangguh Bencana (Destana). Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi risiko bencana, merencanakan dan melaksanakan tindakan mitigasi, serta tanggap dan pulih dari bencana dengan baik. Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, mengurangi risiko, dan mempercepat pemulihan pasca bencana. Kedua, Pentingnya Destana. Ada 2 yaitu: 1) mengurangi risiko. Dengan persiapan yang matang, risiko kerusakan dan korban dapat diminimalisir; 2) meningkatkan kesiapsiagaan. Memastikan setiap individu dan komunitas siap menghadapi bencana; 3) mempercepat pemulihan. Dengan perencanaan yang baik, proses pemulihan setelah bencana akan lebih cepat dan efektif. Ketiga, Langkah-Langkah Menuju Desa Tangguh Bencana. Ada 7 langkah yaitu: 1) identifikasi risiko bencana. Analisis risiko, dilakukan dengan identifikasi jenis bencana yang mungkin terjadi di desa, seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, dll. Pemetaan risiko bencana, dilakukan untuk mengidentifikasi wilayah yang paling rentan. Penyusunan rencana kesiapsiagaan dan mitigasi, dilakukan dengan membuat rencana darurat termasuk jalur evakuasi, titik kumpul, dan penunjukan petugas. Mitigasi bencana, dilakukan dengan mengembangkan strategi untuk mengurangi dampak bencana, seperti pembangunan infrastruktur yang tahan bencana. Pelatihan dan simulasi, dilakukan dengan mengadakan pelatihan untuk masyarakat tentang cara menghadapi bencana, penggunaan alat darurat, dan pertolongan pertama. Dilanjutkan dengan mengadakan simulasi bencana secara berkala untuk memastikan kesiapsiagaan. Pembangunan kapasitas komunitas, dilakukan dengan pembentukan tim tanggap bencana, yaitu membentuk tim relawan yang akan bertugas selama bencana. Edukasi masyarakat, dilakukan dengan mengadakan workshop dan seminar untuk meningkatkan pengetahuan tentang mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Koordinasi dan kerjasama, dilakukan dengan kolaborasi atau bekerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan sektor swasta. Selain itu juga melakukan komunikasi dengan menyediakan saluran komunikasi yang efektif untuk koordinasi selama bencana. Pemantauan dan evaluasi, dilakukan dengan pemantauan berkala yaitu mengawasi kondisi dan kesiapsiagaan desa secara berkala. Selanjutnya, melakukan evaluasi yaitu menilai efektivitas rencana dan tindakan, serta memperbaiki kelemahan yang ada. Keempat, Peran Masyarakat dalam Destana. Partisipasi aktif: masyarakat diharapkan terlibat aktif dalam pelatihan, simulasi, dan kegiatan mitigasi. Kesiapsiagaan pribadi: setiap individu harus mengetahui langkah-langkah darurat dan memiliki kit kesiapsiagaan pribadi. Kepedulian sosial dengan mengedukasi keluarga dan tetangga mengenai pentingnya kesiapsiagaan bencana. Kelima, Sumber Daya dan Informasi. Buku panduan Destana yang berisi informasi lengkap mengenai mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Kontak darurat yaitu daftar kontak penting seperti nomor telepon tim tanggap bencana, pusat kesehatan, dan kantor pemerintah. Sumber daya online seperti situs web dan platform media sosial yang menyediakan informasi dan update mengenai bencana dan kesiapsiagaan. Keenam, Penutup. Komitmen untuk kesuksesan Destana memerlukan komitmen dan kerjasama dari seluruh anggota masyarakat. Tindak lanjut sebaiknya dilakukan dengan terus mengembangkan dan memperbarui rencana dan strategi berdasarkan pengalaman dan evaluasi.

Materi sosialisasi diperkuat dengan simulasi atau praktik oleh narasumber. Kegiatan sosialisasi dan simulasi ini digelar oleh mahasiswa dan dosen Unipdu Jombang dengan maksud untuk memberikan cara-cara penanggulangan ketika ada kebocoran gas dan bagaimana cara menggunakan gas dengan aman dan benar. Selain itu, juga memberikan keterampilan cara mengevakuasi korban banjir, gempa, dan bencana lainnya. Simulasi ini diberikan karena di desa Segodorejo masih rawan terkena banjir dan gempa. Program Destana berfokus pada peningkatan kewaspadaan dan kegawatdaruratan masyarakat dalam menghadapi bencana, khususnya banjir, gempa, dan kebakaran melalui kegiatan sosialisasi dan simulasi. Dengan demikian, diharapkan maysarakat desa Segodorejo dapat menjadi lebih tangguh dan siap meghadapi potensi bencana dalam kehidupan sehari-hari.

 

Pada sesi terakhir terdapat pendapat peserta yang mengatakan bahwa bencana tidak selalu dalam pandangan yang negatif, bisa jadi bencana bisa menjadi berkah. Bagaimana tanggapan dari narasumber? Narasumber memberikan respon, bahwa pendapat tersebut bisa jadi benar, dengan argumentasi bahwa bencana memang seringkali dipandang negatif, tetapi bisa juga menjadi kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan memperbaiki diri. Kadang, bencana memaksa kita untuk mengevaluasi kembali prioritas, meningkatkan solidaritas, dan menemukan solusi inovatif yang mungkin tidak akan muncul dalam keadaan normal. Jadi, dalam perspektif tertentu, bencana dapat membawa berkah terselubung.

 

Hasil dari kegiatan ini, masyarakat desa Segodorejo menjadi lebih faham, utamanya lebih waspada lagi dalam menggunakan gas pada kegiatan sehari-hari dan juga tidak lupa masyarakat menjadi lebih tahu cara mengevakuasi korban banjir, gempa, dan kebakaran. Sosialisasi dan simulasi ini meningkatkan kesadaran dan keterampilan semua elemen warga Desa Segodorejo terkait Destana. Dengan sosialisasi dan simulasi ini, diharapkan para peserta, mampu menangani situasi darurat dengan sigap dan benar. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata dosen dan mahasiswa Unipdu Jombang dalam memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di Desa Segodorejo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Sosialisasi ini tidak hanya menjadi media pembelajaran, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antara dosen dan mahasiswa Unipdu Jombang bersama masyarakat. ***



Leave a Reply